Setelah menulis contoh teks pidato tentang peringatan tahun baru hijriyyah, terlintas terfikirkan dalam benak admin untuk menulis artikel tentang kemuliaan bulan Muharram. Akhirnya dengan niat berbagi, admin mencoba menguraikan apa saja kemuliaan-kemuliaan bulan muharram yang sekarang ini sedang kita jalani. Semoga artikel ini memberi manfaat bagi para pembaca.
Bulan Muharram adalah bulan di mana kita umat
Islam mengawali tahun kalender Hijriah. Bulan Muharram menjadi salah satu dari
empat bulan suci yang tersebut dalam Al-Quran. "Jumlah bulan menurut Allah
adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada
empat bulan yang disucikan".
Keempat
bulan itu adalah, Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan
Rajab. Semua ahli tafsir Al-Quran sepakat dengan hal tersebut karena
Rasululullah SAW dalam kesempatan haji wada’ menegaskan bahwa "Satu tahun
terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya
berurutan yaitu Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan yang ke empat adalah bulan
Rajab."
Nabi
Muhammad SW bersabda: "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa
Ramadhan adalah berpuasa di bulan Muharram". Ibnu Abbas mengatakan, ketika
Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau melihat orang-orang
Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang
Yahudi, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan
pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut
Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam. Mendengar hal ini, Nabi
Muhammad Saw mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa
daripada kalian" dan langsung menganjurkan umat Islam agar berpuasa pada hari
'Asyura.
Beberapa
hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum
atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi
Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah
ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh karenanya
Beliau menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura
ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10
Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).
Abdullah Ibn
Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura
dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan
puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim).
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar, jangan ada spam, sara, dan pornografi. saya menghormati komentar selain itu..........:)