November 30, 2017

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD DAN PERTUMBUHANNYA

Kajian 3
Oleh Ibnu Badri (22/11/2017)

Pada kajian kali ini, penulis akan membahas tentang kelahiran orang yang paling mulia di dunia dan akhirat, yaitu nabi Muhammad SAW dan pertumbuhanya sesuai yang termaktub dalam kitab Irsyadul Mukminin karangan KH Hasyim As’ari.
KH Hasyim As’ari memulai pembahasan kitabnya dengan menerangkan bahwasanya nabi Muhammad SAW lahir dari kedua orang tuanya yang faqir, yaitu Abdullah dan Aminah, bapaknya wafat menjelang dua bulan kelahirannya, hal inilah menurut sepakat riwayat.
Para ulama sepakat bahwasanya nabi Muhammad lahir pada hari senin, bulan robiul awal tahun gajah, akan tetapi mereka berselisih dalam tanggal kelahiranya, ada yang mengatakan tanggal dua, tanggal delapan, tanggal sepuluh, dan tanggal dua belas. Menurutnya keempat pendapat tersebut adalah yang masyhur menurut para ulama’.
Kemudian KH Hasyim Asyari mengutip pendapat Hakim Abu Ahmad, yang menyatakan bahwasanya nabi Muhammad lahir pada hari senin, diangkat menjadi nabi pada hari senin, hijrah meninggalkan kota mekah pada hari senin, dan memasuki kota madinah pada hari senin, 12 robiul awal, meninggal pada waktu dhuha, hari senin tanggal 12 robiul awal, tahun 11 H, dan berusia 63 tahun.


KH Hasyim As’ari juga menyebutkan riwayat lain mengenai pendapat yang menyatakan bahwasanya bapaknya meninggal ketika beliau dalam kandungan ibunya, bapaknya Abdullah meninggal di kota suci madinah di samping pamannya, bani nujjar. Kemudian dimakamkan di tanah abwa’. Ketika nabi berusia 6 tahun, ibunya meninggal dan dimakamkan di abwa’ juga. Kota abwa’ adalah suatu tempat yang berada diantara kota mekah dan madinah.kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, abdul mutolib sampai usianya delapan tahun, kemudian sepeninggal kakeknya, pamannyalah yang mengasuhnya. Pada usia 40 tahun nabi diangkat menjadi rosul dan menempati kota mekah selama 13 tahun, kemudian hijrah ke madinah dan tinggal selama 10 tahun, sampai beliau meninggal.
Menurut Prof Qurais Shihab bahwasanya kelahiran nabi itu pada senin malam menjelang fajar, Aminah hanya ditemani jariyahnya saja yaitu Barokah Ummu Aiman, ada juga riwayat yang kelahiran aminah dibantu oleh seorang bidan yang bernama As-Syafa. Kemudian pada hari ketujuh dari kelahirannya, kakeknya, Abdul Mutholib menyebelih beberapa ekor binatang dan menjamu kerabatnya, ketika itu ia ditanya mengapa putra Abdullah itu dinamai dengan nama Muhammad, sangat berbeda dengan nama leluhurnya, kemudian beliau menjawab aku mengharap dia terpuji berkali-kali dilangit dan dibumi. Hal ini berbeda dengan Mahmud atau hamid yang artinya terpuji walau hanya sekali.
Berkaitan dengan pemberian nama, Imam Abdurahim Bin Qodhi menuturkan bahwasanya nabi Muhammad dialam malakut biasa dipanggil dengan sebutan ahmad, karena nama ahmad mengindikasikangerakan dalam sholat احمد bediri seperti alif, rukuk seperti ha’. Sujud seperti mim dan dal, duduk tasyahud seperti huruf dal. Beliau juga menuturkan bahwasanya allah akan menciptakan mahluk seperti tulisan Muhammad محمد mim menunjukan kepala, ha’ menunjukan badan, mim menunjukan perut, dal menunjukan dua kaki, agar lebih jelas tulisan lafal muhamad yang horizontal ditulis dengan posisi vertikal, maka akan sangat terlihat jelas bahwa bentuk manusia seperti lafal Muhammad.
Menurut Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Nurul Dholam bahwasanya menurut pandangan ahlus sunah waljamah, nasab nabi Muhammad di jalur bapak cukup disebutkan sampai Adnan saja, dan nasab nabi Muhammad dari jalur ibu cukup disebutkan sampai Kilab saja. Hal ini karena nasab setelah itu masih terjadi khilaf diantara juru badhe (ahli pernasaban) tentang nasab nabi Muhammad setelah adnan dan kilab.
Prof. Said Romandhon Al-Buti mengingatkan kepada kita bahwa diantara konsekuensi mencintai Rasulullah Saw ialah mencintai kaum dan kabilah di mana Rasulullah saw lahir, bukan dari sedi individu dan jenis, tetapi dari segi hakekat semata. Ini karena hakekat Arab Quraisy telah mendapatkan kehormatan dengan bernasabkan Rasulullah saw kepada kabilah tersebut. Hal ini tidaklah bertentangan dengan adanya orang-orang Arab atau Quraisy yang menyimpang dari jalan Allah, dan merosot tingkat kehormatanIslamnya. Karena penyimpangan atau kemerosotan ini secara otomatis akan memutuskan dan menghapuskan kaitan nisbat antara mereka dan Rasulullah saw.
Bukan suatu kebetulan jika Rasulullah saw dilahirkan dalam keadaan yatim, kemudian tidak lama kehilangan kakeknya juga, sehingga pertumbuhan pertama kehidupannya jauh dari asuhan bapak dan tidak mendapat kasih sayang dari ibunya. Allah telah memilihkan pertumbuhan ini untuk Nabi-Nya karena beberapa hikmah. Diantaranya agar musuh Islam tidak mendapatkan jalan untuk memasukkan keraguan ke dalam hati, atau menuduh bahwa Muhammad saw telah mereguk pengetahuan dakwah dan risalah semenjak kecilnya, dengan bimbingan dan arahan bapak dan kakeknya. Sebab kakek Abdul Muththalib adalah seorang tokoh di antara kaumnya. Kepadanyalah tanggung jawab memberikan jamuan makan dan minum para hujjaj diserahkan. Adalah wajar bila seorang kakek atau bapak membimbing danmengarahkan cucu atau anaknya kepada warisan yang dimilikinya.Allah telah menghendaki agar musuh-musuh Islam tidak menemukan jalan kepada keraguan seperti itu, sehingga Rasul-Nya tumbuh dan berkembang jauh dari tarbiyah (asuhan) bapak, ibu, dan kakeknya. Bahkan masa kanak-kanaknya yang pertama, sesuai dengan kehendak Allah swt, harus dijalani di pedalaman Bani Sa’d jauh dari seluruh keluarganya. Ketika kakeknya meninggal, ia berpindah kepada asuhan pamannya, Abu Thalib, yang hidup sampai tiga tahun sebelum hijrah. Sampai akhir kehidupannya , pamannya tidak pernah menyatakan dirinya masuk Islam. Ini juga termasuk hikmah lain, agar tidak muncul tuduhan bahwa pamannya memiliki pengaruh di dalam dakwahnya.
Demikianlah Allah menghendaki agar Rasulullah saw tumbuh sebagai yatim, dipelihara oleh inayah Allah semata, jauh dari tangan-tangan yang memanjakannya, dan harta yang akan membuatnya hidup dalam kemegahan, agar jiwanya tidak cenderung kepada kemewahan dan kedudukan. Bahkan agar tidak terpengaruh oleh arti kepemimpinan dan ketokohan yangmengintainya, sehingga orang-orang akan mencampur-adukkan kesucian nubuwah dengan kemegahan dunia, dan agar orang-orang tidak menuduhkan telah mendakwahkan nubuwwah demi mencapai kemegahan dunia.
Setelah menerangkan kelahiran nabi, KH Hasyim As’ari melanjutkan pembahasanya mengenai sifat kemuliaan nabi Muhammad, seraya berkata bahwasanya nabi muhammad adalah contoh teladan mengenai sifat iffah dan qonaah, uswatun hasanah mengenai kejujuran dan amanat, bahwasanya sejak kecil nabi Muhammad adalah pribadi yang mandiri dan suka bekerja, hal ini terbukti ketika beliau masih belia, beliau menggembala kambing dengan beberapa ongkos, kemudian ketika memasuki masa remaja, nabi bekerja kepada sayidah khotijah bin khuwalit untuk menjajakan barang daganganya, beliau menjalani pekerjaan ini amanat dan jujur, sesungguhnya telah diketahui bersama bahwasanya keberkahan dan keuntungan adalah hal yang mengikuti kejujuran dan niat yang bagus.
Ada hikmah kenapa sejak usia belia nabi muhammad suka bekerja dari mulai menggembala kambing sampai berdagang hal ini berkaitan dengan bentuk kehidupan yang diridhoi oleh Allah untuk para hambah-Nya yang shaleh di dunia. Sangatlah mudahbagi Allah mempersiapkan bagi Nabi saw, sejak awal kehidupannya segala sarana kehidupan dan kemewahan yang dapat mencukupinya sehingga tidak perlu lagi memeras keringat dan menggembalakan kambing. Tetapi hikmah Ilahi menghendaki agar kita mengetahui bahwa harta manusia yang terbaik adalah harta yang diperolehnya dari usaha sendiri, dari hasil bekerja serta memeras keringat dan imbalan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan saudaranya. Sebaliknya, harta yang terburuk ialah harta yang di dapatkan seseorang tanpa bersusah payah, atau tanpa imbalan kemanfaatan yang diberikan kepada masyarakat.
Kemudian ketika memasuki usia 25 tahun nabi Muhammad menikahi sayidah khodijah, yang merupakan tuanya dalam hal perdagangan. Perlu diketahui bahwasanya sayyidah khodijah adalah wanita pertama yang nikahinya, dan tiada pernah nabi menikah dengan yang lainya, ketika ia masih hidup. Ia adalah perempuan penolongdakwah nabi, perempuan yang berjuang bersama nabi dan rela mengorbangkan apapun itu termasuk dirinya sendiri dan hartanya, karena itulah jibril memerintahkannabi untuk menyampaikan salam khusus dari Allah untuk khodijah, ia meninngal 3 tahun sebelum hijrah kemadinah.
Sehubungan dengan pernikahan Rasulullah saw dengan Khadijah kesan yang pertama kali didapatkan dari pernikahan ini ialah, bahwa Rasulullah saw sama sekali tidak memperhatikan faktor kesenangan jasadiah. Seandainya Rasulullah sangat memperhatikan hal tersebut, sebagaimana pemuda seusianya, niscaya beliau memilih orang yang lebih muda, atau minimal orang yang tidak lebih tua darinya. Nampaknya Rasulullah saw menginginkan Khadijah karena kemuliaan akhlaknya di antara kerabat dan kaumnya, sampai ia pernah mendpatkan julukan ‘ Afifah Thairah (wanita suci) pada masa jahiliyah.
Menurut Prof Qurais Shihab motivasi rosulullah menikahi khadijah adalah karena wanita yang mulia lagi diidamkan banyak pria, yang mampu memilih siapa yang wajar untuk menjadi pendampingnya, dan ternyata pilihanya sangat tepat. Pilihanya itu bertemu dengan sosok lelaki yang meyakini kebahagiaan rumah tangga bukan ditentukan oleh banyak sedikitnya materi atau karena status dan kedudukan akan tetapi ditentukan kepribadian yang luhur dan asal usul yang bersih serta kematangan berpikir dan bertindak, itulah nabi Muhammad.
Akan tetapi yang patut disadari kecintaan nabi terhadap khadijah adalah anugerah dari allah. Hal ini sesuai dengan sabdanya “ sungguh aku telah dianugerahi oleh Allah cinta khadijah”.
Kemudian KH Hasyim As’ari menutup bab ini dengan menceritakan bagaimana kejujuran dan kecedasan nabi Muhammad seraya berucap ketika kaum Qurais terjadi persilisihan mengenai peletakan hajar aswad pada saat membangun ka’bah, hampir saja terjadi peperangan diantara qurais jikalau mereka tak menyetujui kebijaksanaan nabi. Akhirnya nabi memutuskan perkara ini dengan sangat cerdas yaitu dengan meletakan hajar aswad di selendang kainnya, kemudian meminta setiap suku untuk memegang kain tersebut dan mengangkatnya ke tempat yang akan diletakan hajar aswat tersebut. Dengan cara ini mereka para kaum qurais terhindar dari permusuhan dan pertengkaran.

November 29, 2017

SIROH NABAWIYAH BAGIAN II


Kajian 2
Pengantar kitab Irsyadul Mu’minin karya KH Hasyim As’ari
Oleh Ibnu Badri (21/11/2017)

Pada pengantar kitab Irsyadul Mu’minin, KH Hasyim As’ari memulai menulis kitab dengan suatu hal yang telah menjadi kebiasan penulisan sebuah kitab yang telah dicontohkan oleh para ulama’ pendahulu kita yaitu dengan menyebut basmalah, hamdalah serta sholawat. Beliau mengucapkan segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah menjadikan para pendahulu kita (para salaf sholih) sebagai khoirul ummah yang telah menuntun manusia kejalan kebaikan serta memerintahkan kita untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan keji dan mungkar sesuai yang telah diajarakan Rosulullah. Kemudian beliau mengucapkan sholawat dan salam kepada khoirul nas, nabi Muhammad SAW yang sejarah kehidupanya menjadi petunjuk dan uswatun khasanah bagi semua manusia, juga kepada keluarga,sahabat, tabi’in dan para pengikutnya selama mata masih terhubung dengan analisa, dan telingga masih terhubung dengat berita.
 


Setelah mengucapkan basmalah, hamdalah dan sholawat kemudian beliau mengutarakan maksud dan tujuan penulisan kitab, beliau berkata bahwa kitab yang saya tulis ini merupakan sebuah ringkasan mengenai sejarah perjalanan orang yang paling mulia, nabi Muhammad beserta sahabat dan tabi’in. yang saya susun untuk generasi kita, supaya ringkasan kitab ini bisa menjadi ibroh (pelajaran hidup) bagi mereka dimulai dari sekarang sampai saat tiada hari lagi untuk belajar, dan juga supaya mereka mendapatkan petunjuk untuk mengikuti metode hidup terbaik yang telah dicontoh oleh nabi dan sahabat dengan uslub atau bahasa yang ringan, enak dan mudah dipahami. Oleh karena itu saya namai kitab karangan saya ini dengan judul “Irsyadul Mu’minin Ila Sirotil Sayidil Mursalin Wa Man Tabi’ahu Minan Shohabat Wah Sholihin”.
KH Hasyim Asy’ari berpendapat bahwasanya sejarah perjalanan Nabi Muhammad adalah contoh dan model kehidupan yang paling bagus kepada para umatnya supaya merekabisa mendapatkan dua kebahagiaan, kemudian beliau berkata dalam kitabnya bahwasanya kitab ringkasan ini mencukupkkan generasi kita supaya meningalkan menganalisa sejarah kehidupan selain kita, karena ringkasan ini telah mencangkup sejarah perjalanan kehidupan orang terbaik, nabi Muhammad yang dipenuhi dengan akhlak terpuji dan model kehidupan terbaik yang mengantarkan untuk mencapai dua kebahagiaan.
Kemudian KH Hasyim As’ari, mengutip pendapatnya Syaikh Mustofa Luthfi Al Mafluthi, bahwasanya tidak ada kebutuhan secara mutlak bagi kita untuk menganalisa sejarah kehidupan filsafat orang yunani, dan para pembesar romawi, dan ilmuan eropa. Maka seyogyanya bagi kita untuk memahami dan menganalisa sejarah kita, yaitu sejarahnya nabi Muhammad, sejarah yang mulia, yang penuh dengan kesungguhan dan amal nyata, penuh kesabaran dan keistiqomahan, sejarah penuh cinta dan kasih sayang, sejarah penuh hikmah dan siyasah. Dan sangatlah jelas bagi kita bahwa sejarah nabi Muhammad sudah sangat cukup bagi kita untuk dijadikan uswatun khasanah dan model kehidupan yang terpuji bagi oang yang mengharapkan perjumpaan dengan allah dan hari akhir.
Kemudian KH Hasyim As’ari menutup muqodimah kitab ini seraya berkata semogaAllah menjadikan penulisan kitab ini ikhlas karenaNYA semata, dan meminta kepada Allah supaya kitab ini bisa bermanfaat. Penting sekali bagi kita dan genersi kita untuk mengetahui sejarah kehidupan rosulullah, karena sejarah hidup rosulullah adalah teladan bagi kita dalam berbagai aspek. Dalam sejarah perjuangan Indonesia kita sering sekali mendengar adagium yang dilontarkan oleh presiden pertama kita, Ir Soekarno yaitu jas merah, jangan sekali-kalimelupakan sejarah. Iya emang sejarah adalah hal sangat penting bagi generasi mendatang untuk membangun kehidupanyaberdasarkan pengalaman sejarahnya. Tanpa adanya sejarah kita sulit untuk berpijak membangun masa depan. Oleh karena itu marilah kita ingat lagi sebuah ungkapan “politik melawan lupa”, dengan belajar sejarah, jangan sampai kesadisan dan kebengisan sejarah orang-orang terdahulu dan sekarang akan menjadi pemujaan sejarah dimasa yang akan datang. Dan jangan sampai pula perjuangandan kebaikan sejarah orang-orang terdahuludan sekarang menjadi hujatan sejarah dimasa yang akan datang.
Apalagi mengenai sejarah kehidupan orang yang paling mulia, nabi Muhammad SAW. Maka wajib bagi kita sebagai orang muslim untuk mengetahui dan meneladani ahklaknya melalui sejarah kehidupan dan perjuangannya. Di era milenial ini yang semuanya serba mudah untuk belajar. Sebenarnya kita sangat mudah sekali untuk belajar sejarah rosulullah, akan tetapi banyak dari orang muslim sekarang yang terlupa atau tidak tau sejarah orang yang ajarannya akan membawa kebahagiaan didunia dan akhirat. Oleh karena itu sangat penting sekali belajar sejarah mengenai sejarah kehidupan nabi Muhammad karena beberapa alasan. Pertama dengan belajar sejarah kehidupan nabi Muhammad, kita bisa meneladani akhlaknya, kedua belajar sejarah kehidupan nabi Muhammad juga termasuk salah satu kriteria bukti kecintaan terhadap nabi Muhammad, ketiga belajar sejarah kehidupan nabi Muhammad merupakan bukti keimanan. Bagaimana iman kita akan menjadi sempurna kalau kitabelum mempelajari rukun iman yang ke-empat yaitu iman kepada rosul?
Ada sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh imam tirmidzi berbunyi “ ajarilah anak-anak kalian dengan tiga hal, pertama mencintai nabi, kedua mencintai ahlu baitnya atau keluarganya, yang ketiga mencintai membaca alquran. Inilah dasar pendidikan islam yang sebenarnya yaitu untuk mencintai dan mengenal siapa nabi Muhammad terlebih dahulu sebelum belajaryang lainya. Dengan belajar sejarah kehidupan nabi anak kita akan dibimbing untuk mencintai nabi Muhammad, dengan mengetahui akhlaknya nabi Muhammad yang sempurna, anak kita akan belajar meneladaninya dan belajar bagaimana metode hidup yang akan menuntunnya mencapai dua kebahagiaan, tentunya metode ajaran islam yang rahmatan lilalamin, islam yang moderat, islam yang berkeadialan, bukan islam yang radikal, islam yang mengkerdilkan kasih sayang.
Dalam pengantar kitabnya KH Hasyim As’ari berpendapat bahwasanya sejarah perjalanan nabi Muhammad adalah contoh dan model kehidupan yang paling bagus. Dengan ini maka wajib bagi kita untuk mengetahui secara detail kehidupan nabi Muhammad sejak lahir sampai beliau wafat, atau boleh juga mempelajari sejarah beliau sejak beliau masih didalam alam malakut (alam sebelum dunia, bisa merujuk ke kitab Daqoiqul Akhbar karangan Syaikh Abdurahim Bin Ahmad Al-Qodhi bab 1 tentang penciptaan ruhul a’dhom, Nabi Muhammad SAW, Atau kitab yang lainya). Kesemua sejarah beliau sejak lahir sampai wafat adalah contoh kehidupan nyata yang ditelandakan oleh nabi Muhammad kepada kita supaya kita dapat menemukan kebahagiaan dimanapun tempatnya, terlebihlagi ketika beliau telah berusia empat puluh tahun, ketika beliau diangkat menjadi rosul, segala ucapan, tindakan, dan apapun yang berhungungan dengan beliau menjadi syari’at ajaran islam, menjadi dalil dari sumber hukum islam.
Begitu pentingnya dalam belajar sejarah kehidupan nabi Muhammad. Maka kita juga harus merujuk buku-buku atau kitab-kitab yang konprehensif yang menuliskan sejarahbeliau. Jangan sampai kita belajar sejarah beliau akan tetapi kita tidak menemukan model kehidupan yang dicontohkan nabi, dan juga aqidah kita menjadi memudar karena terbawa bacaan yang kurang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu Prof Dr. Said Romadhon Al Buti mengingatkan kita dalam bukunya fiqh siroh. seyogyanya bagi kita untuk mempelajari buku sejarah kehidupan nabi yang dalam metode penulisanya menggunakan metode ilmiyah dalam penulisan sejarah islam yaitu metode riwayat atau yang biasa dikenal dalam ilmu hadist dengan ilmu mustholah hadist dan ilmu jarrah wa ta’dil. Bukan dengan metode yang mengabaikan riwayat, sanad, dan prinsip periwayatan hadist sebagai alat ukur kebenaran, yaitu metode deduksi individu yang berdasarkan hasrat pribadi dan berbagai metode lain yang dibangun atas tendensi-tendesi dan aliran yang dianut. Karena dengan metode tersebut akan menyingkirkan semua hal yang anggap tidak masuk akal, seperti mukjizat dan kejadian luarbiasa dari nabi Muhammad, dan hanya mencitrakan nabi sebagai sosok pemimpin yang jenius, hebat, heroic dll, akan tetapi hal-hal yang berkaitan dengan kenabian, wahyu, misi kerosulan yang menjadi unsur utama dalam membentuk kepribadian nabi Muhammad justru terlupakan. Inilah metode yang dipakai para orientalis dalam menulis serajah nabi Muhammad yang dimaksudkan untuk mengabaurkan ajaran nabi Muhammad.
Demikianlah pengantar kitab Irsyadul Mukminin yang ditulis oleh KH Hasyim As’ari, semoga dengan mengkaji kitabnya, kita semua diakui menjadi muridnya, Amin dan juga kita mendapatkan syafa’atnya nabi yang paling mulia, nabiyullah Muhammad saw, yang kita yakini dengan syafaatnyalah kita bisa meraih dua kebahagiaan.

November 28, 2017

SEJARAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW


Kajian 1

Oleh ibnu badri (20/11/2017)

Alam begitu bergembira ketika memasuki bulan maulid (penanggalan jawa, rob’iul awal penanggalan hijriyah). Kita mengetahui bahwasanya di bulan tersebut lahir manusia yang paling agung dan istimewa, karena dengan lahirnya beliau kita mengenal siapa tuhan kita yaitu Allah, dan lahirnya beliau juga merupakan sebab turunya rahmat Allah kepada semesta alam.
Beliau nabi Muhammad SAW lahir pada harisenin, malam 12 Robiul Awal tahun gajah, Prof Said romadhon albuti menyebutkan kenapa disebut tahun gajah, karena penanggalan hijriyah saat itu belum ada, dan juga pada tahun tersebut abrahah al-asyrom berusaha menyerang ka’bah dengan pasukan gajahnya. Tanggal 12 robiul awal kalau dikonversikan kedalam penaggalan masehi adalah 20 April 571. Ada sebuah fakta luar biasa yang harus diketahui mengenai tahun kelahiran nabi ini. Habib Ali Al-Habsyi dalam bukunya Simtud Duror mengemukakan bahwa ditahun kelahiran nabi semua wanita yang mengandung niscaya akan melahirkan bayi laki-laki. Ini adalah sebuah fakta yang sangat jarang diketahui oleh para penulis sejarah biografi nabi Muhammad, khususnya para orientalis (sarjana barat). Para sarjana barat yang mencoba memahami sejarah biografi nabi dengan nalar logika memandang bahwa hal ini tidakberterima, karena tidak mungkin ditahun tersebut semuanya bayi yang lahir adalah laki-laki. Akan tetapi mereka lupa bahwasanya tahun tersebut lahir manusia yang paling luar biasa, oleh karenanya ada mukjizat yang tidak bisa dilogika dengan nalar pikir yaitu sebuah kenyataan bahwa bayi yang lahir pada tahun itu adalah laki-laki.


 Begitu mulianya nabi Muhammad, apapun yang berhubungan dengan beliau akan menjadi mulia juga. Dimulai dari sukunya, keluarganya, sahabat-sahabatnya tanggal, hari, bulan dan tahun kelahiranya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh sayyid Muhammad bin alawi bahwasanya hari maulid nabi Muhammad SAW lebih agung dan lebih mulia dari pada ied. Iedul fitri dan iedul adha hanya berlangsung sekali dalam setahun, sedangkan peringatan maulid nabi,mengingat beliau dan sirahnya, harus berlangsung terus, tidak terkait dengan waktu dan tempat.
Begitu mulianya bulan maulid ini, seyogyanya kita sebagai seorang muslim harus berbahagia menyambut kedatangan bulan kelahiran nabi Muhammad saw. Wujud ekrepesi muslim untuk mengungkapkan kegembiran menyambut bulan maulid sangat beragam dan beraneka cara. Akan tetapi beraka ragam wujud ekpresi tersebut tetap pada satu tujuan yaitu memperingati kelahiran nabi dan menunjukan rasa suka cita atas kelahiran manusia yang paling sempurna tersebut. Di Indonesia wujud kegemberiaan terhadap lahirnya nabi Muhammad dengan diadakan peringan mualid nabi yang disertai dengan pembacaan sejarah biografinya (ad-diba’, barjanji, simtud durror, dliyaul lami’ dll). Hal ini ada yang dilalukan satu bulan penuh selama bulan maulid, ada juga yang melakukanya dimulai dari tanggal 1 sampai tanggal 12.
Menurut KH Abdurahman wahid peringatan maulid nabi yang pertama kali dilakukan oleh kaum muslimin adalah seruan sultan shalahudin al-ayubi dari dinasti mamalik yang berkebangsaan kurdi, dengan maksud untuk mengobarkan semangat kaum muslimin, agar menang dalam perang salib, maka ia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran nabi Muhammad SAW enam abad setelah rasulullah wafat. Peperangan ini sangat hebat antar kaum muslim dan kristiyani yang dipimpin oleh Richard dari inggris dan Charlemagne dari perancis untuk mempertanggungjawabkan mahkota mereka mereka kepada paus. Akan tetapi maksud dan tujuan diadakan maulid sesuai dengan berubahnya zaman menjadi berbeda, awalnya maulid bertujuan untuk mengorbankan semangat untuk menghadapi perang salib, dan sekarang maulid adalah bentuk ekpresi kegembiraan menyambut lahirnya manusia yang paling mulia yaitu nabi Muhammad SAW.
Maulid atau milad secara kajian bahasa arab adalah isim zaman dari kata kerja walada, yang menunjukan arti waktu atau hari kelahiran. Kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yaitu hari kelahiran (harlah). Akan tetapi secara istilah kata ini mengalami penyempitan makna. Kata maulid hanya digunakan untuk menyebutkan kelahiran manusia yang paling sempurna yaitu rosulullah, sedangkan kata milad untuk menyebutkan kelahiraan seseorang secara umum, atau hari lahirnya suatu instansi. Hal ini senada dengan penggunaan kata natal, yang secara bahasa adalah kelahiran, akan tetapi secara istilah mengalami penyempitan makna menjadi kelahiran yesus saja. Oleh karena itu dalam bahasa Indonesia mempunyai tiga istilah untuk menyebut hari ulang tahun, yaitu pertama maulid, yang kedua natal dan yang ketiga adalah harlah. Untuk menyambut bulan maulid yang penuh kemuliaan ini dan sebagai salah satu wujud ekpresi kecintaan penulis terhadab nabi Muhammad, insya allah selama bulan maulid penulis ingin mengkaji kitab karangan ulama nusantara, yang membahas tentang sejarah nabi Muhammad. Sebenarnya ada banyak kitab yang membahas tentang hal ini, akan tetapi penulis memilih satu kitab karangan ulama’ nusantara yang sangat berjiwa nasionalis, yaitu Hadrotussyaihk Kh Hasyim As’ari, yang berjudul irsyadul mu’minin. beliau mengarang tiga kitab yang membahas mengenai hal ini, pertama Nurul Mubin, sebuah kitab yang membahas mengenai bagaimana cara mencintai rosulullah secara benar, kedua Tambihat Wajibat Liman Yasna’u Mauli Al-Mungkarot sebuah kitab yang membahas mengenai larangan-larangan yang harus diperhatikan dan dihindari dalam pelaksaan maulid nabi, dan yang ketiga Irsyadul Mu’minin, sebuah kitab yang membahas sejarah perjalanan nabi Muhammad, sahabat dan tabiin. Kitab ini yang insya allah akan dikaji oleh penulis selama bulan maulid ini.
Semoga allah memberikan pertolongan dan taufiq kepada penulis untuk bisa mengkaji kitab ini dan nasyrul ilmi tentang sejarah perjalan nabi kepada para umat islam.

Bersambung (muqodimah)…