December 6, 2017

KASIH SAYANG NABI TERHADAP ORANG LEMAH MENUNJUKAN PERHATIAN LEBIH TERHADAP RANAH SOSIAL BERMASYARAKAT

Share on :

Kajian 5
Oleh Ibnu Badri (24/11/2017)

Pada kesempatan kali ini penulis ingin membahas kesempurnaan akhlak Nabi yangmencerminkan kepribadianya yang unggul, terutama kasih sayangnya yang universal terhadap seluruh alam dalam perspektif kitab Irsyadul mukminin karangan KH Hasyim As’ari, beliau memulai pembahasanya terlebih dahulu menyebutkan bagaimana kasih sayang Nabi terhadap anak yatim, miskin dan rasa bersyukurnya Nabi terhadap nikmat yang telah diberikan Allah.

KH Hasyim As’ari memulai pembahasanya dengan mengutip 3 ayat terakhir terakhir surat Ad-Dhuha “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu ceritakan”.


     Setelah mengutip 3 ayat tersebut KH hasyim As’ari memulai membahas bagaimana kharakter dan akhak Nabi terhadap anak yatim, beliau mengutarakan bahwasanya Nabi Muhammad adalah orang yang sangat besar kasih sayangnya terhadap anak yatim, dan selalu membela hak-hak anak yatim. Nabi Muhammad juga orang yang sangat menganjurkan untuk selalu memuliakan dan menjaga hak-haknya anak yatim sampai-sampai Nabitidak pernah bermuka masam dihadapan anak yatim apalagi membentak dan menyakitinya. Bagaimana tidak Nabi Muhammad melakukan itu semua, ia sendiri telah ditinggal ayahnya, sejak ia masih dalam kandungan ibunya, dan dia terlahir dalam keadaan yatim, dan tumbuh sebagai anak yang faqir dalam asuhnya ibunya sampai ibunya meninggal dunia sedangkan usianya saat itu masih enam tahun. Pahitnya hidup sebagai anak yatim mendorong Nabi Muhammad untuk selalu berbuat baik terhadap anak yatim, seperti apa yang beliau sabdakan “barang siapa mengusap kepala anak yatim, maka setiap sehelai rambut yang diusapnya, akan menjadi cahaya kelak di hari qiyamat”. beliau juga membuat permisalan antara dirinya dengan orang yang menanggung anak yatim seperti dua buah jari (beliau sambil menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya). Mendengarkan rasa sayangnya Nabi yang begitu besar terhadap anak yatim,membuat sahabat umar bin khotob pasti selalu memberikan hadiah apabila ia melihat anak yatim.

Setelah menerangkan kasih sayang Nabi terhadap anak yatim, KH Hasyim As’ari melanjutkan pembahasan kitabnya dengan pembahan mengenai sikap Nabi Muhammad terhadap peminta-minta yang lemah jiwanya, KH Hasyim As’ari menuturkan menghardik peminta-minta yang lemah jiwanya bukanlah termasuk akhlak yang mulia, belia mencontohkan bahwasanya Nabi Muhammad tidak pernah dimintai pertolongan kecuali iya memberikan pertolongan itu atau diam. KH hasyim As’ari mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad adalah orang yang paling dermawan, apabila memasuki bulan ramadhan, rasa dermawanya lebih besar dari pada angin yang dihembuskan. Diceritakan bahwasanya Nabi Muhammad membawa uang sebanyak 70.000 dinar, kemudian beliau meletakanya dikedalam sebuah tikar, kemudian Nabi membagi-bagi uang tersebut untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan, Nabi tidak pernak menolak orang yang meminta uang tersebut. Bagaimana sikap pedulinya Nabi Muhammad terhadap peminta-minta sampai-sampai istrinya sendiri menuturkan, “saya tidak pernah melihat Nabi muhammadmewakilkan sedekahnya kepada selain dirinya sendiri, sampai Nabi memberikan sedekahnya melalui tanganya sendiri.

KH hasyim As’ari menerangkan bahwasanya para ahli tafsir berbeda-beda memaknai arti kata peminta-minta dalam ayat terakhir surat ad-dhuha tersebut, apakah termasuk peminta-minta dalam hal harta benda, atau peminta-minta dalam keilmuan, akan tetapi apapun bentuknya peminta-minta tersebut tidak sepatutnya bagi kita membentak-bentaknya kecuali apabila ia memaksa atau penolakan kita secara halus tidak diterimanya.Termasuk salah satu kharakter luhur Nabi muhammada adalah suka berberita terhadap nikmat yang telah diterimanya (tahddust binni’mah), meneceritakan nikmat merukapan ung kapan syukur kepada dzat pemberi ni’mat, kemudian memberi khabar terhadap orang lain terhadap nikmat yang telah diterimanya, supaya orang lain turut bahagia dan ikut bersyukur terhadap Allah atas nikmat tersebut. Sahabat hasan bin ali berkata, apabila engkau mengerjakan amal kebaikan, maka ceritakanlah terhadap kerabat dan temunmu, dengan tuhuan supaya mereka patuh terhadapmu.

Kemudian KH Hasyim As’ari mengambil sebuah cerita mengenail hal tersebut. Beliau berkata bahwasanya pada suatu hari ada sesorang yang duduk dihadapan rosulullah, kemudian rosulullah memperhatikan orang tersebut, karena pakaianya yang kumal dan tak layak, setelah itu rosulullah bertanya kepadanya. Apakah engkau mempunyai harta..? ya, jawabnya dengan tegas. Kemudian rosulullah berkata apabila Allah telah memberikanmu nikmat berupa harta benda maka hendaknya tunjukanlah manfaat nikmat tersebut kepadamu. Bersyukur membuat nikmat itu semakin bertambah, seperti apa yang telah dijanjikan Allah dalam firmannya “ apabila engkau bersyukur maka pasti akan kutambah nikmatnya kepadamu”.

Dari penjelasan ini, tidak diragukan lagi bahwa nikmat tersebar yang dibebrikan Allah kepada kita adalah nikmat iman, islam. Dan perlu engkau ketahui sesungguhnya Allah telah menyempurnakan nikmatnya kepada umatnya Nabi muhamad, hal ini sesuai dengan firmanya “hari ini telah kusempurnakan kepadamu agamamu, dan telah kesempurnakan nikmatku kepadamu, dan telah aku ridhoi islam sebagai agamamu.

Yang jadi pertanyaan sekarang sudahkan kita bersyukur hari in? Ataukah kita melalaikan nikmatnya..? bahkan merasa kurang nikmat yang diberikan? ingat lo pada hari ini telah Allah sempurnakan nikmatnya kepadamu.

Kemudian KH hasyim As’ari melanjutkan pembahasanya mengenai kasih sayang Nabi Muhammad terhadap umatnya, beliau menuliskan pembahasanya dengan mengutip firman Allah “ sebab rahmat Allah maka berlakulah lemah lembut terhadap mereka, apabila engkau berkeras hati terhadapnya, niscaya mereka berlari menjauhimu. Maafkanlah mereka, dan mintkanlah ampunan mereka, dan bermusyararahlah terhadapnya suatu urusan. Diceritkan bahwasanya Nabi Muhammad adalah orang yang lemah lembut, tidak pernah marah-marah terhadap dirinya sendiri, dan Nabi Muhammad tidak pernah mengikuti nafsunya, hanya saja Nabi Muhammad itu marah apabila diterjangnya sesuatu yang telah dilarang Allah. Perlu engkau ketahui juga bahwa kasih sayangnya Nabi terhadap umatnya lebih besar dari pada rasa sayang kedua orang tua terhadap anaknya. Nabi sangat bahagia apabila umatnya mendapatkan petunjuk, dan beliau bersedih hati apabila umat jatuh kedalam lembah kedholiman, Nabi selalu memaafkan kesalahan umatnya, dan selalu memintakan ampunan  terhadap umatnya yang melakukan kesalahan. Sangatlah tampak keutamaan dan keberuntangan umat Nabi muhammad dengan diutusnya Nabi Muhammad, karena beliaulah yang akan menyelamatkan umatnya, dan karena beliau juga suka bermusyawarah mengenai beberapa urusan dengan umatnya. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah “sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin”.

Kemudian ini KH hasyim As’ari menjelaskan kasih sayangnya Nabi Muhammad dengan mengutip pendapatnya Hasan bin Mufadhol,bahwasanya Allah tidak mengumpulkan kepada Nabinya dengan dua sifat dari sifatnya, kecuali hanya untuk Nabi Muhammad saw. Allah mengumpulakan dua sifatnya sekaligus hanya kepada Nabi Muhammad yaitu sifat “roufur Rahim”. Hal ini sama dengan firmanya “ان الله بالناس لرؤف رحيم” . Berdasarkan penelitian salah satu teman penulis yang kebetulan namanya Rauf, dalam skripsinya ia mengutarakan bahwasanya dalam Al-Quran Allah tidak pernah memanggil Nabi Muhammad langsung dengan namanya, akan tetapi mengunakan sifatnya atau gelarnya seperti ya Nabi, ya ayuhal rosul, ya ayuhal muhammil, dll berbeda dengan Nabi lainya Allah memanggilnya dengan namanya langsung seperti ya musa, ya ibrohim, ya daud. Hal ini menunjukan kemuliaan Nabi Muhammad dihadapan Allah.

Sebagian dari kasih sayangnya Nabi terhadap umatnya yaitu Nabi selalu meringankan dan memudahkan segala urusan umatnya hal, dan Nabi juga tidak menyukai terhadap sesuatu karena ditakutkan menjadi sutu kewajiban bagi umatnya, hal ini sesuai apa yang disabdakanya “ kalaulah tidak memberatkan untuk umatku, pasti akan kuperintahkan mereka untuk bersiwakan setiap mau melaksanakan sholat”.

Nabi Muhammad adalah penyayang terhadap orang lemah, orang miskin, dan Nabi suka menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, berjalan bersama orang faqir dan para janda, dan suka memenuhi kebutuhan orang faqir. Nabi juga selalu menijabahi segala undangan yang datang kepadanya entah itu orang faqir, kaya, rendah, orang mulia dll. Nabi Muhammad juga termasuk orang yang mempunyai belas kasihan terhadap hewan, diceritakan pada suatu hari Nabi berjalan, kemudian beliau melihat unta yang yang punggung dan perutnya telah menyatu karena sangat lapar, kemudian Nabi bersabda bertakwalah kita semua kepadaAllah menganai hewan ini, naikilah hewan ini secara patut, dan berilah makan juga secara patut.

Kalaulah Nabi Muhammad itu tidak mempunyai akhlak yang mulia, sifat lemah lembut, sifat kasih sayang maka Nabi Muhammad tidak akan mampu menyatukan orang arab, yang karakter mereka sangat keras dalam membantah, sangat sulit ditundukan. Kita bisa melihat watak dan kharakter keras orang arab melalui firmanya“ orang arab itu sangat kufur dan munafik, apabila rosulullah memperlakukan mereka dengan keras hati maka mereka pasti berlaridan menjahuinya, akan tetapi rosulullah berlaku lembut terhadap mereka rendah hatiterhadap mereka sehingga hati mereka teratarik terhadap islam dengan kemuliayaan dan kelembutan, kemudiaan Nabi Muhammad mensholihkan akhlaq mereka dan menyatukanya supaya tidak tepecah belah, maka pada akhirnya merekalah yang menjadi penolong Nabi menyebarkankan agama islam keseluruh penjuru dunia.

 Oleh karana itu sebagai genarasi islami penerus dakwah Nabi sudah sepaputnya bagi kita untuk berdakwah dan menyebarkan agama islam dengan cara yang santun, bijak serta tanpa disertai kekerasan.

Dari keterangan yang telah dijelaskan KH Hasyim As’ari mengenai kasih sayang Nabi terhadap orang lemah, miskin faqir, dll. Bahwasnya ajaran islam sangat menekankan keseimbangan antara dimensi ritual dan dimensi social, kedua dimensi ini tidak pisah dipisakan satu sama lainya. Kitatidak bisa mengganggap orang yang sholih dan alim hanya karena ia rajin sholat dan ibadah akan tetapi dia tak pernah memperdulikan keadaan sosialnya, kita juga tidak bisa menggangkap alim sholih orang yang rajin bersedekah dan bersosial akan tetapi dia lupa akan kewajiban terhadap tuhannya untuk sholat, puasa dan berdoa.

Prof Qurais shihab dalam bukunya siroh Nabi Muhammad tinjauan al-quran dan hadist menduga bahwa ketikamauan orang qurais menerima ajakan dakwah islam sebenarnya bukan masalah keyakinan atau teologis akan tetapi lebih dominan faktor social dan ekonomi, mereka yang kaya, yang biasanya berlomba-lamba menumpuk harta benda takut ketika masuk islam akan menjadi hambatan mereka untuk meraih kenikmatan dunia. Oleh karena itu diawal dakwah islam, kebanyakan mereka yang masuk islam adalah dari golongan orang yang tidak mampu. Hal ini sesuai dengan pendapat Djohan Efendi bahwasnya surat-surat awal yang turun kepada Nabi muhammad kebanyakan menerangkan dimensi social ketimbang dimensi keyakinan. Sebagai contoh sini hanya diambil 12 surah paling awal saja, yakni: (1)Surah al-'Alaq, (2) Surahal-Mudatstsir, (3) Surah al-Lahab, (4) Surah al-Quraysy, (5)Surah al-Kawtsar, (6) Surah al-Humazah, (7) Surah al-Ma'un,(8) Surah al-Takatsur, (9) Surah al-Fil, (10) Surah al-Layli, (11) Surah al-Balad, dan (12) Surah al-Insyirah. Sengajahanya diambil 12 surah di atas, sebab surahyang ke-13 adalah Surahal-Dhuha. Beberapamufassir menceriterakan bahwa Surahal-Dhuha turun sesudah Nabi mengalami masa jeda di mana wahyu terhenti beberapalama. Karena itu ke-12 surah di atas turunatau diwahyukan kepada Nabi pada masa-masa sangat awal dari keNabian, ataudari sejarah Islam. Ke-12 surah tersebut sama sekali tidak menyinggung masalah keyakinan. Enam surah di antaranya justru menyinggung masalah keserakahan terhadap kekayaan dan ketidakpedulianterhadap orang-orang yang menderita. Dalam Surah al-Lahab, yang turun dalam urutan ke-3, disinggung bahwa harta kekayaan dan usaha seseorang sama sekalitidak akan menyelamatkannya dari hukuman di Hari Akhirat. Tidak berguna baginya kekayaannya, dan apa yang dikerjakannya akan dibakar ia dalam api menyala. Surah al-Humazah, yang turun dalam urutan ke-6, dengan keras mengingatkan akan nasib celaka bagi mereka yang dengan serakah menumpuk-numpukkekayaan dan menganggap kekayaannya itu bisa mengabadikannya. Celaka amat si pengumpat si pemfitnah. Yang menumpuk-numpukharta kekayaan dan menghitung-hitungnya. Ia menyangka harta kekayaannya bisa mengekalkannya.Dalam surah yang turun berikutnya, Surah al-Ma'un, orang-orang yang tidak mempedulikan penderitaan anak-anak yatimdan orang-orang miskin dikualifikasikan sebagai orang-orang yang membohongkan agama. Tahukah engkau orang yang membohongkan agama Itulah dia yang mengusir anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang-orang miskin. Surah berikutnya yang turun dalam urutan ke-8, Surahal-Takatsur, memberikan peringatan keras terhadap orang-orangyangasyik berlomba-lomba dalam kemewahan dan kekayaan. Kita menjadi lalai karena perlombaan mencari kemegahan dan kekayaan. Hingga kita masuk ke pekuburan. Dalam Surah al-Layli yang diwahyukan dalam urutan ke-10 diberikan kabar baik terhadap mereka yang suka memberi dan sebaliknya kabar buruk bagi mereka yang kikir dan bakhil. Maka siapa yang suka memberi dan bertaqwa. Dan membenarkan nilai kebaikan Kami akan memudahkan baginya jalan kebahagiaan. Dan siapa yang kikir dan menyombongkan kekayaan. Dan mendustakan nilai kebaikan Kami akan mudahkan baginya jalan kesengsaraan. Dan tiada berguna baginya kekayaannya ketika ia binasa. Yang terakhir Surah al-Balad yang diwahyukan dalam urutan ke-11, menyinggung keengganan manusia memberikan bantuan kepada sesamanya yang hidup dalam penderitaan dan kesengsaraan. Dan Kami tunjuki ia dua jalan. Tapi tak mau ia menempuh jalan mendaki. Tahukah engkau jalan mendaki itu. Memerdekakan budak sahaya. Atau memberi makanan di masa kelaparan. Pada anak yatim yang punya tali kekerabatan. Atau orang papa yang terlunta-lunta.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwasanya dimensi social juga menjadi tolak ukur keimanan dan kecintaan kita terhadap Muhammad. Telah dicontohkan Bagaimana Nabi Muhammad menunjukan rasa kasih sayangnya terhadap orang miskin, faqir, yatim, peduli terhadap hewan, mengingatkan mereka yang yang sukanya menumpuk-numpukharta benda. Yang jadi mengeherankan bagi penulis adalah sekarang banyak orang yang gembar-gembor mengikuti sunnah Nabi Muhammad, akan tetapi secara lahiriah saja dan cenderung melupakan intisari dari sunah dan ajaran Nabi muhammad.
Oleh karena itu mucul dalam benak penulis berbagai macam pertanyaan
1. Sudahkah kita mencintai Nabi dengan menyayangi anak yatim?
2. Sudahkah kita mencintai Nabi dengan menolong yang lemah?
3. Sudahkah kita mencintai Nabi denngan memberi makan mereka yang kelaparan, mereka yang membutuhkan?
4. Sudahkah kita mencintai Nabi dengan menyayangi binatang?
5. Sudahkah kita mencintai Nabi dengan meningkatkan kesholihan sosial kita?
6. Sudahkah kita mencintai Nabi tapi perilaku kita masih suka menumpuk harta benda, suka membentak anak yatim, tidak mempedulikan keadaan sekitar?

Semoga kita bisa selalu istiqomah mencintai dan mengikuti Nabi, penulis jadi teringat doa yang diajarkan di Pondok Pesantern Al-Asror, doa tersebut yang bagi penulis merupakan doa yang terbaik

.اللهم أني اسالك من خيرما سألك منه سيدنا ونبينا محمد وأعوذ بك من شر ما استعاذ منه سيدنا ونبينا محمد.

Ya Allah sesungguhnya aku meminta suatu kebaikan, yang kebaikan itu selalu diminta oleh Nabi Muhammad, dan saya berlindung dari keburukan, yang Nabi Muhammad selau meminta perlindungan dari keburukan tersebut.



Artikel Terkait:

MUNGKIN BEBERAPA ARTIKEL DIBAWAH INI ADALAH INFORMASI YANG ANDA CARI:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Komentar, jangan ada spam, sara, dan pornografi. saya menghormati komentar selain itu..........:)