Kajian 6
Oleh Ibnu Badri
(25/11/2017)
Pada kesempatan kali ini
penulis ingin melanjutkan kajian kitab Irsyadul Mukminin mengenai sifat
nerimone (Qona'ah) Nabi Muhammad dan makanan kesukaannya. KH Hasyim Asy’ari
mengutarakan dalam kitabnya bahwasanya sejak Nabi Muhammad kecil, ia tidak
pernah berebut makanan dengan yang lainya, tidak pernah rakus terhadap makanan
walaupun untuk sekali saja. Apabila Nabi Muhammad merasakan lapar, maka ia akan
memakan makanan yang sudah tersedia saja, apabila tidak tersedia makanan ia
memilih untuk diam. Hal ini sangat berbeda dengan anak lain seusianya,
kebanyakan mereka tidak menerima makanan yang tersedia, akan tetapi mereka
selalu memaksa keluarganya untuk menyediakan makanan yang inginkan. Apabila
keinginannya tidak dipenuhi, maka mereka akan berteriak-teriak bahkan sampai
menangis agar keluarganya mau menyediakan makanan yang diinginkan. Perlu
diketauhi bahwasanya kebiasaan tersebut adalah kebiasaan yang jelek dan sudah
sepatutnya bagi kita untuk menjahuinya.
Perlu diketahui juga
bahwasanya Nabi Muhammad tidak pernah mencela makanan sama sekali, akan tetapi
apabila Nabi Muhammad menginginkan makanan maka ia akan memakanya tanpa
mencela, dan apabila ia tidak menginginkanya maka Nabi akan meninggalkanya.Nabi
Muhammad juga tidak pernah menolak makanan yang telah tersedia, dan tidak
pernah pula memaksa untuk disediakan makanan yang beraneka ragam.
Penting juga untuk
diketahui bahwasanya Nabi Muhammad selalu makan makanan yang berada didekatnya,
artinya Nabi tidak pernah menjangkau-jangkau makanan yang berada jauh darinya.
Sehingga Nabi Muhammad bisa dengan mudah memakanya seraya berucap aku dan para
orang-orang sholih diantara umatku itu tidak pernah memaksa, Nabi juga tidak
pernah lupa untuk menyebut nama Allah ketika handak makan dan mengucapkan
hamdalah ketika mengakhirinya.
Kemudian KH Hasyim
Asy’ari menuturkan bahwasanya Nabi Muhammad sangat menyukai manisan dan madu,
dan sangat menyukai waluh (الدباء) dalam hal ini penulis belum melihat waluh tersebut dalam
bentuk dan wujudnya, apakah seperti waluh yang biasa kita jumpai di Indonesia,
atau waluh khas negeri hijaz. Kemudian Nabi Muhammad menuturkan bahwa
sebaik-baiknya lauk pauk adalah cuka, oleh karena itu dirumahnya selalu
dijumpai cuka. Telah menjadi kebiasaan Nabi Muhammad selalu makan dengan
menggunakan tiga jari, kemudian Nabi menjilat jari-jari tersebut setelah
selesai makan. Nabi Muhammad juga selalu minum dalam keadaan duduk, mengambil
nafas tiga kali ketika minum, akan tetapi cara bernafasnya diluarnya gelas /
wadahnya seraya bersabda sesunggguhnya bernafas ketika minum itu lebih
menyegarkan dan lebih menyehatkan.
Diceritakan pula
bahwasanya Nabi Muhammad melarang untuk minum dengan sekali napasan, karena hal
tersebut menyerupai cara minumnya onta. Akan tetapi minumlah dengan dua atau
tiga kali napasan.
Setalah itu KH Hasyim
Asy’ari mencertikan Nabi Muhammad melaui riwayat yang disampaikan oleh Abu
Huroiroh, bahsawanya Nabi keluar dari dunia dalam keadaan tidak pernah perutnya
dalam keadaan kekenyangan karena memakan roti gandum, sampai-sampai satu - dua
bulanan dapur Nabi tidak mengepul untuk memasak makanan. Diceritakan pula
bahwasanya Nabi Muhammad suka memakan hadiah yang diberikan dan suka
membalasnya juga akan tetapi Nabi juga tidak mau makan dari sedekah, dan
terkadang Nabi Muhammad mengikat perutnya dengan batu untuk menahan rasa
laparnya, bahkan sering sampai beberapa malam Nabi dan keluarganya dalam
keadaan kelaparan.
Menambahkan sedikit
cerita pada suatu saat datanglah setan (menyamar dalam wujud manusia) ke rumah Nabiyullah
yahya, setalah mengetuk pintu rumah Nabi yahya, setan itu menunggu sejenak
didepan pintu dengan perasaan galau dan muram, setelah beberapa saat Nabi yahya
membukakan pintu rumahnya untuk setan (dalam hal ini Nabi yang sudah mengetahui
kalau yang mendatangi adalah setan, dengan ijin dan ilmu yang diberikan oleh
allah). Silahkan masuk kedalam rumah pak, jawab Nabi yahya kepada setan,
setelah mereka duduk diruang tamu, kemudian Nabi yahya menanyakan kepada setan
tersebut, kenapa kisana bersedih hati dan galau seperti ini, silahkan ceritkan
semuanya kepadaku, begini Nabi yahya, saya adalah termasuk dari raja setan yang
ditugasi untuk mengodamu setiap saat, akan tetapi semenjak kisana lahir sampe
sekarang saya belom pernah berhasil menggoda kisana walaupun sekali, makanya
saya bersedih hati, padahal prajuritku sesama setan telah bergemberika karena
berhasil melaksanakan tugasnya, mendengar ceritanya Nabi yahya merenung hatinya
sambil tersenyum seraya berkata, puji syukur aku panjatkan kepada tuhan semeta
alam, sesaat kemudian setan tadi meminta ijin untuk pulang, kemudian Nabi yahya
mengantarkan sampai kedepan pintu rumah. Berselang dua tahun setan tersebut
kembali mendatangi Nabi yahya akan tetapi dalam keadaan tersenyum, setelah
mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk, kemudian Nabi yahya bertanya kepada
setan tersebut, dua tahun yang lalu kisana datang kerumahku disertai perasaan
sedih dan galau, akan tetapi sekarang datang dengan wajah bergembira, ada apa
wahai kisana ceritakanlah kepadaku, dengan senang hati setan tersebut
menceritakan isi hatinya kepada Nabi yahya. Begini Nabi yahya perjuanganku
selama ini akhirnya tidak sia-sia setelah beberapa tahun lamanya aku menggoda
kisana, baru satu kali dalam seumur hidupku aku berhasil menggoda kisana,
kemudian Nabi yahya bertanya, kapan kisana berhasil menggodaku, kemudian setan
menjawab kemaren wahai kisana saat perut kisana kekenyangan. saat itu aku
berhasil menggoda kisana, dengan keadaan kenyang, kisana malas beribadah dan
berkurang ingatnya kepada allah, kisana lebih memilih bersantai-santai walaupun
sekejap. Mendengarkan cerita ini Nabi yahya bersedih seraya banyak
berishtighfar meminta ampunan kepada tuhan semeta alam, Nabi yahya juga
berkomitmen mulai hari ini ia tidak akan kekenyangan lagi, ia akan makan
setelah keadaannya lapar, dan ia akan berhenti makan sebelum keadaannya
kenyang. Tak lama setelah itu setan berpamitan kepada Nabi yahya.
Melihat cerita ini dapat
dijadikan ibroh bahwasanya lapar atau mengurangi makan adalah salah satu dari
empat cara (disamping menyedikitkan bicara, menyedikitkan tidur, dan
menyedikitkan berkumpul dengan manusia) untuk munuju perilaku tasawuf dan zuhud
dan memposisikan diri untuk selalu mengingat allah.
Kemudian KH Hasyim
Asy’ari menutup pembahasan pasal ini dengan menceritkan kesederhanaan dan
kesehajaan Nabi Muhammad, beliau menuturkan bahwasanya Nabi Muhammad menjahit
sandalnya sendiri, suka memerah susu kambingnya, menambal pakaiannya yang sobek
dan timbanya yang pecah, Nabi Muhammad juga suka melayani dirinya sendiri dan
keluarganya,
Dari semua penjelasan
diatas, KH. Hasyim Asy’ari menarik sebuah kesimpulan bahwasanya Nabi Muhammad
adalah sosok seorang yang suka menyedikitkan mengumpulkan kenikmatan dunia,
padahal Allah telah memberikanya semua kunci gudangnya bumi (kenikmatan dunia)
akan tetapi Nabi Muhammad menolak itu semua dan lebih memilih kenikmatan
akhirat.
Sudahkah kita mencontoh
dan mengikuti akhlak Nabi yang mulia tersebut..? tak perlu dijawab, cukup
tanyakan dalam hatimu saja. Karena anda sendirilah yang paling mengerti tentang
keadaan anda, bukan orang lain.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar, jangan ada spam, sara, dan pornografi. saya menghormati komentar selain itu..........:)