Kajian 4
Oleh Ibnu Badri
(23/11/2017)
Pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengupas kembali kitab karangan KH Hasyim As’ari yang berjudul
Irsyadul mukminin pada pasal pentingnya belajar sejarah Nabi dan kesaksian
Allah akan agungnya akhlak Nabi. KH Hasyim As’ari memulai pembahasan pasal ini
dengan menguraikan akan pentingnya belajar sejarah perjalanan manusia yang
paling agung didunia dan diakhirat, yaitu Nabi Muhammad, beliau berkata perlu
diketahui bahwasanya sejarah perjalanan Nabi merupakan jalan keselamatan bagi
mereka yang mengharapkan kebahagiaan di dunia dan diakherat. Bagaimana tidak
merupakan sebuah jalan kesuksesan, Allah sendirilah yang menjamin akan hal itu.
Dalam kitabnya yang mulia Allah berfirman:
“sungguh pada diri Rosulullah terdapat suri
tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah dan
hari akhir maka ingatlah Allah terus menerus”.
Dengan ini menjadi nyata
dan jelaslah bahwa barang siapa yang mengharapkan ridho Allah maka ikutilah
suri tauladan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Sejarah perjalanan Nabi
yang merupakan jalan mencapai kebahagiaan adalah obat yang paling mujarab untuk
membersihkan hati, dan wasilah yang paling tepat untuk mensucikanhati. Apabila
engkau membaca, mentadaburi, menyelami makna keindahan bahasa Al-Quran maka
engkau akan menemukan bahwasanya Al Quran menyebutkan keindahan akhlak
rosulullah dalam berbagai aspek kehidupan dan Al quran akan meninggalkan
sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan akhlak rosulullah. Hal ini sangat
sesuai dengan sabda Rosulullah:
"sesungguhya saya diutus untuk
menyempurnakan akhlak sempurna”.
Dengan
sabda Rosulullah ini cukuplah dapat dimengerti bahwasanya tujuan utama
diutusnya Rosulullah adalah untuk membersihkan hati, menyempurnakan akhlak yang
mulia, karena manusia menjadi berbeda dengan mahluk lainya karena hati dan
akhlaknya.
KH Hasyim As’ari
mengutarakan bahwa sejarah perjalanan Nabi adalah jalan keselamatan bagi mereka
yang mengharapkan kebahagiaan oleh karena itu patut disadari tujuan mengkaji
sejarah perjalanan Nabi bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa
sejarah dan bukan juga untuk memetik hal-hal positif yang terkandung dalam
berbagai kejadian penting. Oleh karena itu, tidak sepatutnya kita menganggap
kajian sejarah perjalanan Nabi termasuk sejarah pada umumnya, seperti sejarah
hidup salah seorang Khalifah, atau sesuatu periode sejarah yang telah silam.
Akan tetapi tujuan mengkaji sejarah perjalanan Nabi adalah agar setiap muslim
memperoleh gambaran tentang hakekat Islam secara paripurna, yang tercermin di
dalam kehiduapn Nabi Muhammad saw, tentunya sesudah ia memahami secara
konseptional akan prinsip, kaidah yang dapat diterima oleh nalar. Dengan
kata lain tujuan utama mengkaji sejarah perjalanan Nabi adalah agar setiap
orang dapat menemukan sosok suri tauladan yang paling luhur dalam segala sendi
kehidupan. Setelah itu menjadikanya sebagai pedoman dalam segala
tindakanya.Tidak diragukan lagi, bahwa metode luhur apapun yang dicari oleh
manusia, pasti akan ditemukanya dalam diri rosulullah, dengan sangat jelas dan
sempurna. itulah salah satu alasan kenapa allah menasbihkan rosulullah sebagai
teladan umat.
Bagi kita, Kehidupan
Rasulullah saw jelas-jelas memberikan budi pekerti luhur mulia, baik sebagai
pemuda Islam yang lurus perilakunya dan terpercaya di antara kaum dan juga
kerabatnya, ataupun sebagai da’i kepada Allah dengan hikmah dan nasehat yang
baik, yang mengerahkan segala kemampuan untuk menyampaikan risalahnya. Juga
sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana,
sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasihsayang, sebagai panglima
perang yang mahir, sebagai negarawan yang pandai dan jujur, dan sebagai muslim
secara keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara kewajiban
beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga dan sahabatnya.
Anni Besant, seorang
filsuf kelahiran india mengutarakan sangat tidak masuk akal bagi seseorang yang
mempelajari kehidupan dan kharakter Nabi Muhammad. Bila hanya mempunyai rasa
hormat saja kepada beliau, karena mempelajarinya dapat melampaui rasa hormat,
sehingga akan mempercayainya sebagai sang pembawa risalah dari sang pencipta.
Seorang
penyair yang gemar akan ilmu sejarah bersenandung
_
“siapa yang menghimpun peristiwa sejarah dalam
benaknya maka sekian usia ditambahkanya pada usianya”._
Penambahan usia yang
dimaksud adalah apabila penambahan usia yang disertai dengan kekayaan ide,
kreatifitas dan imajinasi yang tertuang dalam sebuah gagasan, sehingga gagasan
itu akan terus hidup dan bernilai ratusan tahun lamanya. Inilah pentingnya belajar
dan menuangkan gagasan, apalagi gagasan yang dituangkan berkaitan erat dengan
mahluk yang paling sempurna, niscaya kelak ia akan diakui sebagai umatnya dan
mendapatkan syafaatnya, amin.
Setelah memaparkan
pentingnya mengetahui sejarah perjalanan Nabi, KH Hasyim As’ari menerangkan
tentang kesaksian Allah akan agungnya budi pekerti Nabi, beliau berkata
bahwasanya Allah menerangkan agungnya akhlak rosulullah dalam firmanya surat Al
Qolam:
)انك لعلي خلق عظيم(
“sesungguhnya bagimu akhlak yang agung”.
Ayat ini menjadi
kesaksian Allah kepada Nabi Muhammad, bahwasanya pada diri Nabi Muhammad
terdapat akhlak yang agung yang seorang dimanapun tidak akan memperoleh derajat
keagungan akhlak ini. Oleh karena itu Nabi Muhammad selalu tabah menghadapi
cobaan dan siksaan yang para Nabi bergelar ulul azmi tidak mampu untuk tabah
terhadap cobaan dan sikasaan itu.
Kesaksian ini diperkuat
lagi melalui jawaban istri beliau, sayyidah ‘Aisyah tentang akhlak Nabi ketika
ditanya oleh sahabat Said bin Hisyam, ia berkata bahwasanya akhlaknya Nabi itu
Al-Quran, oleh karena itu setiap keutamaan yang disebutkan dalam Al-Quran maka
pasti ada pada diri Nabi Muhammad. Sesungguhnya akhlak yang agung tidaklah
menjadi adat kebiasaan kecuali pasti dibagikan disetiap umat, tidak hanya terkumpul
pada diri seorang saja, maka engkau bisa menyaksikan Allah menganugerahi
sesorang dengan kemuliaan, sementara yang lainnya dengan keberanian,
menganugerahi seseorang dengan kezuhudan, sementara yang lainya dengan
ketakwaan, atau kecerdasan dan kebijaksanaan, akan tetapi hanya pada diri Nabi
muhammadlah terkumpul semua akhlak yang mulia .
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar, jangan ada spam, sara, dan pornografi. saya menghormati komentar selain itu..........:)