March 7, 2012

HUKUM MERAYAKAN MAULID NABI MUHAMMAD

Peringatan Maulid Nabi محمد sallallahu`alaihi wasallam yang dirayakan dengan membaca sebagian ayat-ayat al-Qur’an dan menyebutkan sebagian sifat-sifat nabi yang mulia, ini adalah perkara yang penuh dengan berkah dan kebaikan kebaikan. Tentu jika perayaan tersebut terhindar dari bid’ah-bid’ah sayyiah yang tidak sesuai dengan aturan syara’.
Perayaan Maulid Nabi mulai dilakukan pada permulaan abad ke 7 Hijriah. Ini bererti perbuatan ini tidak pernah dilakukan oleh رسول الله sallallahu`alaihi wasallam, para sahabat dan generasi Salaf. Namun demikian, tidak berarti hukum perayaan Maulid Nabi dilarang atau sesuatu yang haram. Karena segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh رسول الله sallallahu`alaihi wasallam atau tidak pernah dilakukan oleh para sahabatnya belum tentu bertentangan dengan ajaran رسول الله sallallahu`alaihi wasallam sendiri. Para ulama’ menyatakan bahwa perayaan Maulid Nabi adalah sebagian daripada bidah hasanah (yang baik). Artinya bahwa perayaan Maulid Nabi ini merupakan perkara baru tetapi ia selaras dengan al-Qur’an dan hadist-hadist Nabi dan sama sekali tidak bertentangan dengan keduanya.



Dalil-Dalil mengenai Peringatan Maulid Nabi
1.     Peringatan Maulid Nabi masuk dalam anjuran hadist nabi untuk membuat sesuatu yang baru yang baik dan tidak menyalahi syari`at Islam. رسول الله sallallahu`alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَنَّ فيِ اْلإِسْـلاَمِ سُنَّةً حَسَنـَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ”. (رواه مسلم في صحيحه)”.
Artinya:
“Barang siapa yang melakukan (merintis) dalam Islam sesuatu perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala daripada perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya selepasnya, tanpa dikurangkan pahala mereka sedikitpun”. (Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya).
Faedah daripada Hadist tersebut:
Hadist ini memberikan kelonggaran kepada ulama’ ummat Nabi محمد sallallahu`alaihi wasallam untuk melakukan perkara-perkara baru yang baik dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an, al-Sunnah, Atsar (peninggalan) maupun Ijma` ulama’. Peringatan maulid Nabi adalah perkara baru yang baik dan sama sekali tidak menyalahi satu-pun di antara dalil-dalil tersebut. Dengan demikian bererti hukumnya Ja’iz/Boleh, bahkan salah satu jalan untuk mendapatkan pahala. Jika ada orang yang mengharamkan peringatan Maulid Nabi, berarti ia telah mempersempit kelonggaran yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang belum pernah ada pada zaman Nabi.
2.    Dalil-dalil tentang adanya Bid`ah Hasanah yang telah disebutkan dalam pembahasan mengenai Bid`ah.
3.    Hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya. Diriwayatkan bahwa ketika رسول الله tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram). رسول الله bertanya kepada mereka: “Untuk apa mereka berpuasa?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari ditenggelamkan Fir’aun dan diselamatkan Nabi Musa, dan kami berpuasa di hari ini adalah karena bersyukur kepada Allah”. Kemudian رسول الله sallallahu`alaihi wasallam bersabda:
أَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ”.
Artinya:
“Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (orang-orang Yahudi)”.
Lalu رسول الله sallallahu`alaihi wasallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat baginda untuk berpuasa.
Faedah daripada Hadist tersebut:
Pengajaran penting yang dapat diambil daripada hadist ini ialah bahwa sangat dianjurkan untuk melakukan perbuatan bersyukur kepada Allah pada hari-hari tertentu atas nikmat yang Allah berikan pada hari-hari tersebut. Sama saja melakukan perbuatan bersyukur karena memperoleh nikmat atau karena diselamatkan dari bahaya. Kemudian perbuatan syukur tersebut diulang pada hari yang sama di setiap tahunnya. Bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan melaksanakan berbagai bentuk ibadah, seperti sujud syukur, berpuasa, sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya. Bukankah kelahiran رسول الله sallallahu`alaihi wasallam adalah nikmat yang paling besar bagi umat ini?!
Adakah nikmat yang lebih agung daripada dilahirkannya رسول الله?! Adakah nikmat dan karunia yang lebih agung daripada kelahiran رسول الله yang menyelamatkan kita dari jalan kesesatan?! Demikian inilah yang telah dijelaskan oleh al-Hafizh Ibn Hajar al-`Asqalani.
4.    Hadits riwayat al-Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya. Bahawa رسول الله sallallahu`alaihi wasallam ketika ditanya mengapa beliau puasa pada hari senin, beliau menjawab:
ذلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ”.
Artinya:
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”. (Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim)
Faedah daripada Hadist tersebut:
Hadist ini menunjukkan bahawa رسول الله sallallahu`alaihi wasallam melakukan puasa pada hari senin karena bersyukur kepada Allah, bahwa pada hari itu baginda dilahirkan. Ini adalah isyarat daripada رسول الله sallallahu`alaihi wasallam, artinya jika baginda berpuasa pada hari senin karena bersyukur kepada Allah atas kelahiran baginda sendiri pada hari itu, maka demikian pula bagi kita sudah selayaknya pada tanggal kelahiran رسول الله sallallahu`alaihi wasallam tersebut untuk kita melakukan perbuatan syukur, misalkan dengan membaca al-Qur’an, membaca kisah kelahiran baginda, bersedekah, atau melakukan perbuatan baik lainnya. Kemudian, oleh karena puasa pada hari senin diulangi setiap minggunya, maka bererti peringatan maulid juga diulangi setiap tahunnya. Dan karena hari kelahiran رسول الله sallallahu`alaihi wasallam masih diperselisihkan oleh para ulama’ mengenai tanggalnya, -bukan pada harinya-, maka boleh saja jika dilakukan pada tanggal 12, 2, 8, atau 10 Rabi’ul Awwal atau pada tanggal lainnya. Bahkan tidak menjadi masalah bila perayaan ini dilaksanakan dalam sebulan penuh sekalipun, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh al-Hafizh al-Sakhawi.


March 5, 2012

KISAH INSPIRATIF SANG SOHIBUL MENARA

Alhamdulillah segala puji bagi allah, dzat yang telah memberikan segala bentuk kenikmatan, yang telah memberikan cerita-cerita masa lalu sebagai bahan motivasi bagi umat sesudahnya. sesuai dengan judulnya, kisah inspiratif sang sohibul menara, cerita yang begitu memberi motivasi bagi anak-anak muda indonesia. kisah nyata yang dituangkan dalam bentuk novel karangan Ahmad Fuadi ini memang layak dijadikan pelecut semangat kita terkhusus pemuda indonesia yang ingin menggapai ciita-cita setinggi-tingginya.

          Kisah yang menceritakan tentang perjuangan para sohibul menara, 6 anak dengan latar belakang berbeda yang memiliki keteguhan dalam mengejar mimpi yang tinggi, stinggi menara di sampiing masjid jami’ pondok pesantren madani modern, gontor jawa timur.
          Mereka terlecut oleh sebuah mantra sakti yang disampaikan oleh guru mereka pada hari pertama mereka menuntut ilmu di tempat itu, “من جد وجد--- Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil---. Dalam kenyataan mereka telah membuktikan kedahsyatan mantra sakti itu dalam kehidupan mereka.


Memang pada dasarnya sebuah kesuksesan tidak akan diraih tanpa adanya kerja keras dan kesungguhan, tak dapat dipetik hanya dengan berpangku tangan tanpa berbuat sesuatu. “Allah tidak akan mengubah nasib sebuah kaum sampai mereka mau merubah nasib mereka sendiri”, itulah sebabnya tidak ada orang yang sukses yang hanya menunggu datangnya pemberian tuhannya, tapi semuanya berproses panjang yang akhirnya memberikan hasil sesuai dengan usahanya. الاجر بقدر التعب”---Hasil itu sesuai dengan kerja kerasnya---.

Perbedaan mendasar antara orang yang sukses dan tidak sukses adalah kerja kerasnya. Jika kita ingin sukses, maka bekerjalah melebihi apa yang diprbuat oleh orang lain--- اعملوا فوق ما عملوا---Singkatnya, jika kita adalah seorang petinju yang ingin sukses, maka kita harus berlatih 5 kali sehari jika petinju lain berlatih 3 kali sehari, begitu juga jika petinju lain berlatih 5 kali sehari, kita harus berlatih 7 kali sehari, begitu seterusnya. Sederhana namun penuh makna.^_^

Kita hanya perlu sedikit bekerja lebih keras dari yang lain, ya....sedikit lebih keras, karena perbedaan sedikit itulah tak jarang lahir para juara sejati. Para juara dunia pelari misalnya, hanya terpaut 0,0 sekian detik dari rivalnya, para juara renangpun demikian, juga para juara-juara yang lain. Itulah perbedaan sedikit yang berpengaruh besar, apalagi jika bisa bekerja lebih, lebih dan lebih lagi, tak terelakkan kesuksesan berada di pelupuk mata kita.

Demikian prinsip yang diterapkan para sohibul menara, terutama Alif Fikri, dalam perjuangan menuju mimpi-mimpi mereka. Hingga pada akhirnya, kerja keras mereka terbayar tuntas. Impian-impian yang dulu tergantung di atas menara kini menjadi bagian dari kisah hidupnya. Itulah yang menyebabkan novel ini menjadi sumber inspirasi, khususnya bagi penulis.

Memang sebenarnya sangat terlambat untuk menulis tentang novel ini, tapi lebih baik terlambat dari pada sama sekali tidak. Bagi sobat-sobat yang sudah membaca novel ini, semoga bisa mengambil sebuah inspirasi dan pelajaran berharga dari novel karangan A. Fuadi tersebut. Dan bagi teman-teman yang belum membacanya, sangat disarankan untuk membacanya.^_^

Pada intinya, jangan pernah takut untuk meggantung mimpi-mimpi kita setinggi-tingginya, kemudian lakukan upaya melebihi upaya orang lain, dan tawakal kepada dzat yang maha memberi, itulah kunci kesuksesan yang sejati. Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki  tekad kuat dalam usaha menggapai mimpi-mimpi kita.............Amiin.....^_^